 |
| Israel Katz mengatakan Israel tidak akan lagi memberikan pengecualian kepada Lebanon. Foto : AP |
Star News INDONESIA, Selasa, (03 Desember 2024). JAKARTA - Menteri Pertahanan Israel Katz: Jika gencatan senjata gagal, kami tidak akan lagi membedakan 'antara Lebanon dan Hizbullah'
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengancam bahwa jika gencatan senjata di Lebanon runtuh, pasukan Israel “tidak akan lagi” membedakan “antara Lebanon dan Hizbullah.”
Kementerian Kesehatan Lebanon menyebutkan jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Lebanon sejak 7 Oktober 2023 mencapai lebih dari 3.000 orang, dengan lebih dari 13.000 orang terluka. Israel mengatakan telah melakukan ledakan pager dan walkie-talkie pada bulan September, dan dalam beberapa minggu terakhir telah melakukan serangkaian serangan udara yang diklaim menargetkan infrastruktur Hizbullah.
Reuters mengutip Katz, yang sedang mengunjungi wilayah utara Israel , yang mengatakan bahwa pemerintah Lebanon harus “memberikan wewenang kepada tentara Lebanon untuk melaksanakan tugas mereka, untuk menjauhkan Hizbullah dari Litani dan membongkar seluruh infrastruktur.”
Ia menambahkan, “Jika gencatan senjata gagal, tidak akan ada lagi pengecualian bagi negara Lebanon. Kami akan menegakkan perjanjian tersebut dengan dampak yang maksimal dan tanpa toleransi. Jika selama ini kami membedakan antara Lebanon dan Hizbullah, hal itu tidak akan terjadi lagi.”
Militer Israel telah mengeluarkan perintah yang melarang warga sipil di negara tetangga Lebanon untuk kembali ke puluhan desa di selatan, tempat puluhan ribu orang telah dipindahkan secara paksa dari rumah mereka.
Banyak warga Israel di wilayah utara Israel juga harus mengungsi, karena baku tembak yang hampir terus-menerus antara Hizbullah dan IDF sejak 7 Oktober 2023.
Katz mengancam “jika kita kembali berperang, kita akan bertindak tegas, kita akan bertindak lebih jauh, dan yang paling penting mereka perlu tahu, bahwa tidak akan ada lagi pengecualian bagi negara Lebanon.”
Penulis : Eddie Lim
Editor : Septian Maulana