Rusia Bangun Hubungan Militer Secara Aktif dengan Korea Utara, Ukraina Desak NATO Untuk Bergabung
ⒽⓄⓂⒺ

Rusia Bangun Hubungan Militer Secara Aktif dengan Korea Utara, Ukraina Desak NATO Untuk Bergabung

Sabtu, November 30, 2024
Menteri Pertahanan Rusia mengatakan dalam kunjungannya bahwa kerja sama antara kedua negara berkembang 'di semua bidang' sementara Kim Jong-un berjanji Korea Utara akan 'selalu mendukung' perang Moskow. Apa yang kita ketahui pada hari ke-1.011


Star News INDONESIASabtu, (30 November 2024). JAKARTA - Menteri Pertahanan Rusia bertemu dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, pada hari Jumat dan sepakat untuk meningkatkan kerja sama militer antara kedua negara, kata media pemerintah. 


Kunjungan Andrei Belousov ke Korea Utara "akan memberikan kontribusi besar untuk memperkuat kemampuan pertahanan kedua negara dan ... mempromosikan kerja sama yang bersahabat dan saling menguntungkan serta pengembangan hubungan antara kedua angkatan bersenjata", kata kantor berita KCNA. 


Belousov mengatakan hubungan Moskow-Pyongyang "secara aktif berkembang di semua bidang, termasuk kerja sama militer", kantor berita Rusia melaporkan, sementara Kim dikutip mengatakan negaranya akan "selalu mendukung" perang Moskow di Ukraina.


Kunjungan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan atas penempatan pasukan Pyongyang di Rusia barat untuk membantu dalam perang melawan Ukraina. 


Menurut KCNA, Kim menggambarkan keputusan kekuatan barat untuk mengizinkan Kyiv menyerang target di Rusia dengan rudalnya sebagai "intervensi militer langsung dalam konflik" dan mengatakan Rusia memiliki hak untuk mengambil "tindakan tegas" untuk membela diri.


Sementara itu, Menteri luar negeri Ukraina, Andrii Sybiha, telah mendesak rekan-rekannya di NATO untuk mengeluarkan undangan kepada Kyiv pada pertemuan di Brussels minggu depan untuk bergabung dengan aliansi militer barat, menurut surat yang dilihat oleh Reuters pada hari Jumat. 


Disisi lain Presiden Volodymyr Zelenskyy, menyarankan agar wilayah Ukraina di bawah kendalinya diambil di bawah "payung NATO" untuk mencoba menghentikan "tahap panas" perang dengan Rusia. 


Dia mengatakan kepada Sky News bahwa proposal semacam itu "tidak pernah dipertimbangkan" oleh Kyiv karena tidak pernah "secara resmi" ditawarkan. "Itulah yang perlu kita lakukan dengan cepat, dan kemudian Ukraina dapat memperoleh kembali bagian lain dari wilayahnya secara diplomatis," katanya.


Penulis : M. Rahmat

Editor : Meli Purba

🅵🅾🆃🅾 🆃🅴🆁🅱🅰🆁🆄 :

Bagikan ini ke

ⓈⒽⒶⓇⒺ :

Komentar Anda

TerPopuler