Sisa-sisa mumi alami ditemukan di sepanjang pantai gurun Atacama yang gersang di Chili, berasal dari sekitar 7.020 SM |
Star News INDONESIA, Senin, (19 Agustus 2024). JAKARTA - Penemuan mumi tertua di dunia telah menjadi sorotan besar dalam bidang arkeologi dan antropologi. Mumi ini tidak hanya memberikan wawasan tentang praktik pemakaman kuno, tetapi juga tentang kehidupan dan budaya masyarakat dari ribuan tahun yang lalu.
Salah satu mumi tertua yang diketahui adalah mumi yang ditemukan di situs pemakaman di daerah Atacama, Chili. Mumi ini berasal dari sekitar 7.000 tahun yang lalu, menjadikannya salah satu contoh paling awal dari praktik pemumian di dunia. Penemuan ini memberi cahaya pada praktik budaya masyarakat yang hidup di wilayah ini pada zaman tersebut. Dengan analisis lebih lanjut, peneliti dapat mempelajari lebih dalam tentang diet, kesehatan, dan lingkungan hidup mereka.
Penelitian terhadap mumi Atacama juga mengungkapkan beberapa teknik pengawetan yang digunakan oleh masyarakat kuno ini. Teknik-teknik ini menunjukkan tingkat keterampilan dan pengetahuan mereka dalam mengawetkan tubuh, yang sangat mengesankan mengingat keterbatasan teknologi pada masa itu. Misalnya, penggunaan garam dan tanaman tertentu untuk mengawetkan tubuh menunjukkan adaptasi dan inovasi mereka dalam mengatasi tantangan lingkungan.
Selain itu, mumi ini juga memberikan gambaran tentang struktur sosial dan budaya masyarakat kuno. Analisis kerangka tubuh menunjukkan adanya perbedaan dalam status sosial, yang bisa mencerminkan sistem stratifikasi sosial yang ada pada waktu itu. Penelitian ini membantu kita memahami bagaimana masyarakat kuno membagi tugas, kekuasaan, dan tanggung jawab di antara anggotanya.
Mumi tertua ini juga membawa dampak penting dalam studi arkeologi. Penemuan dan penelitian mumi-mumi seperti ini mendorong pengembangan metode baru dalam pengawetan dan analisis, serta memberikan informasi berharga tentang teknik pemumian yang telah hilang dari catatan sejarah. Setiap penemuan baru membuka jendela ke masa lalu, membantu kita mengisi kekosongan dalam pengetahuan kita tentang peradaban manusia kuno.
Dengan terus menggali dan menganalisis penemuan seperti mumi tertua ini, para ilmuwan tidak hanya memperluas pemahaman kita tentang sejarah manusia tetapi juga mengungkapkan bagaimana masyarakat kuno beradaptasi dan bertahan dalam lingkungan mereka. Mumi ini, lebih dari sekadar fosil, adalah saksi bisu dari perjalanan panjang umat manusia melalui sejarah yang kompleks dan penuh warna.
Penulis : Alfian Munandar
Editor : Fajar Ali