Star News INDONESIA, Senin, (26 Agustus 2024). JAKARTA - Sangkuriang adalah salah satu legenda terkenal dari tanah Sunda yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Cerita ini tidak hanya melibatkan kisah cinta yang penuh emosi, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya dan mitologi yang mendalam.
Menurut legenda, Sangkuriang adalah seorang pemuda yang jatuh cinta pada seorang wanita cantik bernama Dayang Sumbi.
Tanpa diketahui oleh Sangkuriang, Dayang Sumbi sebenarnya adalah ibunya sendiri. Ketika Sangkuriang hendak melamar Dayang Sumbi, sang ibu mengetahui hubungan darah mereka dan menolak lamaran tersebut.
Dayang Sumbi kemudian memberikan syarat yang hampir mustahil kepada Sangkuriang: membangun sebuah danau dan gunung dalam waktu satu malam.
Dengan bantuan makhluk gaib, Sangkuriang mulai bekerja keras. Namun, saat hampir menyelesaikan tugas tersebut, Dayang Sumbi yang cemas tentang ketidakmungkinan syarat tersebut menciptakan kebisingan di pagi hari untuk menipu Sangkuriang agar dia percaya bahwa hari telah tiba.
Terkejut melihat bahwa hari belum selesai, Sangkuriang marah dan akhirnya membalikkan gunung yang hampir selesai dan menciptakan bentuk gunung Tangkuban Perahu yang dikenal sekarang.
Legenda Sangkuriang ini memiliki banyak interpretasi. Salah satunya adalah cerita ini menggambarkan konflik antara keinginan pribadi dan tanggung jawab keluarga.
Selain itu, cerita ini juga menggambarkan hubungan antara manusia dan alam, serta simbolisme dari kekuatan alam yang tak dapat dikendalikan.
Jejak legenda Sangkuriang dapat ditemukan di berbagai situs bersejarah dan budaya di Indonesia, termasuk gunung Tangkuban Perahu yang dianggap sebagai simbol dari akhir cerita.
Legenda ini tetap relevan karena mengajarkan tentang pentingnya mengetahui diri sendiri, menghormati batasan, dan memahami kekuatan alam yang lebih besar dari diri kita.
Dengan melestarikan cerita seperti Sangkuriang, kita tidak hanya menghormati warisan budaya, tetapi juga mengingatkan diri kita tentang nilai-nilai dan pelajaran penting yang bisa diambil dari kisah-kisah lama ini.
Penulis : Kemalasari
Editor : Septian Maulana